Pelanggar Lalu Lintas Berterima Kasih Hingga Cium Tangan; Polda Jateng Kedepankan Upaya Humanis


Polda Jateng-Kota Semarang | Polda Jateng berkomitmen mengedepankan upaya humanis dalam penegakan hukum selama gelaran Operasi Patuh Candi 2025. Penindakan secara selektif dan empatif diterapkan petugas dengan tujuan menanamkan kesadaran dan kepatuhan dalam berlalu lintas di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.

Dalam penindakan yang dilakukan Satgas Operasi Patuh Candi 2025 Polda Jateng di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Kota Semarang pada Minggu pagi (20/07/2025), petugas mencatat 26 pelanggaran, yang mayoritas dilakukan oleh pengendara roda dua berusia muda. Para pelanggar ini umumnya merupakan peserta CFD di kawasan Simpang Lima maupun pegiat Sunmori (Sunday Morning Riding).

“Dalam penegakan hukum terhadap para pelanggar tersebut, kami mengedepankan upaya humanis dan edukatif. Terutama bagi pelanggaran ringan yang sifatnya administratif, kami berikan surat teguran kepada 16 pelanggar. Sedangkan bagi pelanggaran berat yang berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal, kami tetap lakukan tindakan berupa surat tilang terhadap 10 pelanggar,” ujar AKP Henry, Kanit 5 Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jateng usai kegiatan.

Salah satu contohnya adalah ketika petugas memeriksa seorang pengendara yang kedapatan tidak memasang plat nomor di bagian depan sepeda motornya. Di hadapan petugas, pengendara muda bernama Faiz itu mengaku bahwa plat nomornya terlepas dari dudukannya saat parkir. Ia pun mengakui kesalahan dan meminta maaf.

“Terhadap pelanggaran ringan seperti ini kami memberikan edukasi melalui teguran. Kami juga membantu yang bersangkutan memasang kembali plat nomornya sebelum melanjutkan perjalanan,” lanjutnya.

Atas peringatan dan edukasi yang diterimanya secara humanis, pengendara tersebut menyampaikan terima kasih sembari mencium tangan salah satu petugas sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi.

AKP Henry menambahkan bahwa penindakan dilakukan secara selektif selama razia berlangsung, terutama terhadap kelompok rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan anak-anak. Pendekatan ini menjadi wujud nyata bahwa penegakan hukum dijalankan dengan empati dan hati nurani.

“Selain itu agar tidak menimbulkan trauma masyarakat, terutama anak-anak karena tujuan kami adalah meningkatkan kepatuhan serta menanamkan kesadaran untuk tertib berlalu lintas, terutama di kalangan usia muda dan produktif yang merupakan mayoritas pengguna jalan,” ujarnya.

Menanggapi kegiatan tersebut, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyebut bahwa keseimbangan antara ketegasan dan nilai kemanusiaan sangat diperlukan dalam upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas di lapangan. Dirinya menyebut upaya ini akan terus dikedepankan selama kegiatan operasi hingga masa berakhirnya pada tanggal 27 Juli mendatang.

“Ketegasan petugas di lapangan harus tetap dilandasi dengan hati nurani. Jangan sampai niat menegakkan aturan justru membuat masyarakat takut, terutama anak-anak. Kami harap masyarakat bisa menangkap semangat ini sebagai upaya membangun budaya tertib lalu lintas demi keselamatan bersama. Mari kita jadikan jalan raya sebagai ruang publik yang aman, nyaman dan tertib bagi semua pengguna,” pungkasnya.

 

إرسال تعليق

أحدث أقدم